Wednesday, September 11, 2013

Panduan Praktek Bimbingan dan Konseling Belajar

A. Identifikasi
Tujuan : Menemukan, menentukan dan menetapkan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Untuk dapat mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis perilaku
a. Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
b. Ketekunan dan kehadiran dalam mengikuti pelajaran
c. Partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok
d. Partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah
e. Kemampuan kerjasama dan penyesuaian sosial
2. Mengenali kesulitan belajar melalui analisis prestasi belajar
Dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan menghimpun, menganalisis dan menafsirkan data hasil belajar dapat dipergunakan alternatif acuan penilaian yaitu :
a. Penilaian Acuan Patokan (Criterion reference Evaluation)
Langkah-langkahnya :
1) Menentukan angka minimal sebagai batas lulus (misalnya nilai 6)
2) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah ditetapkan tadi.
3) Mencatat atau mengidentifikasi siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai batas lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4) Menentukan prioritas bantuan berdasarkan besarnya selisih nilai yang diperoleh siswa dengan nilai batas lulus.
b. Penilaian Acuan Norma (Norm Referenced Evaluation) 
Langkah-Langkahnya :
1) Mencari atau menghitung nilai rata-rata atau kelompok
2) Menandai siswa yang nilai prestasinya dibawah rata-rata prestasi kelas
3) Menentukan prioritas bantuan.
Teknik mengidentifikasi kesulitan belajar siswa :
1. Teknik Non Tes
a. Metode Wawancara
Aspek yang ditanyakan : faktor penyebab kesulitan belajar
b. Metode Observasi
Aspek yang perlu diobservasi :
1) Kebiasaan dalam menyelesaikan tugas belajar
2) Ketekunan dalam belajar
3) Keterlibatan dalam proses belajar dan mengajar
4) Cara mereaksi stimulus
5) Hubungan sosial siswa
6) Kondisi fisiologis dan psikologis siswa
7) Sarana belajar yang dimiliki
2. Teknik Non Tes
a. Tes Hasil Belajar
1) Tes diagnostik
2) Tes Formatif
3) Tes Sumatif
b. Tes Psikologis
1) Tes Intelegensi Umum
2) Tes Bakat Khusus
3) Tes Kepribadian
B. Diagnosis
1. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Tujuan : menemukan dimana letak kesulitan belajar yang dialami siswa
Cara/langkah-langkah melokalisasi letak kesulitan belajar :
a. Mendeteksi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu
Dapat dilakukan dengan membandingkan angka nilai prestasi belajar individu yang bersangkutan dari mata pelajar lain yang diikutinya atau angka nilai-nilai rata-rata prestasi (mean) dari setiap mata pelajaran.
b. Mendeteksi ruang lingkup bahan pelajaran yang mana siswa mengalami kesulitan belajar
Dapat dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik, menggunakan data naskah jawaban (answer sheet) Ujian.
2. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
a. Faktor Internal
1) Fisiologis : Intelegensi, hambatan persepsi (gangguan perceptual modality concept, gangguan overloading perceptual system), hambatan penglihatan dan pendengaran (panca indera), gizi (makanan dan minuman), kecanduan (alkohol, narkoba), Kecapaian/kelelahan.
2) Psikologis : Minat, bakat, kepribadian, kebiasaan belajar, motivasi belajar, cita-cita, rasa percaya diri, rasa ingin tahu, salah jurusan, kebiasaan buruk (agresif, pemarah, mudah tersinggung, menguasai siswa lain, sombong, iri hati, pemalu, sukar bergaul, penyendiri, berusaha selalu menarik perhatian orang lain).
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan : Harapan orang tua terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan anak, kurang perhatian dari orang tua, konflik keluarga (ketidakharmonisan orang tua/broken home), kondisi social ekonomi keluarga, budaya di lingkungan masyarakatnya, kegiatan luar akademik yang diikuti, lingkungan pergaulan sosial di sekolah ataupun diluar sekolah (teman-temannya, pacaran/pergaulan bebas).
2) Instrumen belajar : Fasilitas belajar (gedung sekolah, buku pelajaran dan media penunjang lainnya), kurikulum sekolah, guru, kebijakan penilaian.
c. Kesulitan belajar khusus.
Disleksia, Diskalkulia, Gangguan Perkembangan Persepsi.
C. Prognosis
1. Memperkirakan Alternatif Bantuan
Konselor akan memperkirakan :
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu.
c. Kapan dan dimana bantuan itu dapat diberikan
d. Siapa yang dapat memebrikan bantuan
e. Bagaimana cara menolong siswa yang efektif, sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan.
f. Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa dan apakah sumbangan/peranan yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak.
2. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Langkah-langkahnya :
a. Mengadakan rapat staf Bimbingan dan Konseling (jika diperlukan)
b. Menyusun rencana yang berisi tentang beberapa alternatif yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Rencana tersebut berisi :
1) Cara-cara yang harus ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa.
2) Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami siswa.
3) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi
c. Mendiskusikan dan mengkomunikasikan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian bantuan tersebut, misalnya : Kepala Sekolah, Wali kelas, guru kelas/guru bidang studi, orang tua siswa.
d. Bantuan dapat diberikan melalui program remedial, pengayaan atau program alih tangan.
3. Tindak Lanjut
Langkah-langkahnya :
a. Memberikan dan melaksanakan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat berupa pengajaran remedial.
b. Melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan kepada siswa tersebut.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan kemajuan yang dicapai siswa (pemahaman ataupun evaluasi program bantuan yang diberikan).
d. Melakukan alih tangan (referral) apabila kesulitan siswa tidak dapat ditangani sendiri.
D. Layanan Bimbingan Belajar
Pendekatan bimbingan :
1. Individual
2. Kelompok, melalui pemberian informasi, home room, diskusi, belajar dan bekerja kelompok, karya wisata, pengajaran remidial
Jenis layanan bimbingan belajar :
1. Non psikologis, melalui :
a. Perbaikan cara belajar siswa
b. Perbaikan cara mengajar guru
2. Psikologis, melalui :
a. Peningkatan motivasi belajar/motivasi berprestasi, dengan memberikan ganjaran/hukuman, persaingan/kompetisi, atau pemberitahuan hasil tes.
b. Penanaman prinsip-prinsip belajar
Kegiatan pendukung :
1. Aplikasi instrumentasi
2. Himpunan data
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Alih tangan kasus
Materi Layanan Bimbingan Belajar
1. Peningkatan motivasi belajar siswa
2. Peningkatan keterampilan belajar
3. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
4. Pengajaran perbaikan (Remedial Teaching)
Satuan Layanan Bimbingan Belajar
Guru pembimbing sebelumnya harus mempersiapkan jenis kegiatan dan materi bimbingan belajar ke dalam Satlan.
Model F Satlan 1 (Satuan layanan BK)
Model F Satlan 2 (Pengajaran perbaikan)
Model F Satlan 3 (program pengayaan)
Model Satkung 1 (Aplikasi Instrumentasi)
Model Satkung 2 (Konferensi Kasus)
Model Satkung 3 (Kunjungan rumah)
Model Satkung 4 (Alih tangan kasus)
Tindak lanjut (setelah siswa mendapatkan bantuan) :
1. Mengetes kembali hasil belajar siswa dalam bidang studi yang dianggap sulit.
2. Melakukan wawancara dengan siswa yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat siswa tentang kesulitannya.
3. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang terjadi.
4. Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya.
5. Observasi kegiatan siswa dalam belajar.

BACA JUGA:

No comments:

Post a Comment