Thursday, September 12, 2013

Tentang Luka

Kadang aku berharap semua yang terjadi dalam hidupku hanyalah sebuah mimpi yang akan segera menghilang ketika aku terjaga dan membuka kedua mataku. Namun ternyata mimpi ini tak juga pergi, dan kusadari bahwa itu adalah sebuah kenyataan. Kenyataan yang terlukis jelas dalam hidupku.

Entah berapa banyak waktu yang kubuang hanya untuk menunggu. Aku terus berharap keadaan akan segera berubah. Dan aku bisa keluar dari himpitan dinding-dinding yang gelap ini. Namun perlahan kekuatanku melemah dan aku tidak tahu apalagi yang harus kulakukan.
Kepedihan ini terlalu sulit untuk disembuhkan. Sepertinya luka ini akan membekas untuk seumur hidupku. Meskipun aku mencoba untuk melupakannya, namun luka ini telah tertanam begitu dalam di hatiku.

Wajahnya kini semakin merenta. Namun tak juga dia menyadari semua dosanya. Mungkin bukan padaku dia harus meminta pengampunan. Karena aku hanya bagian kecil dari semua yang telah disakitinya. Ada seseorang yang lebih pantas untuk menerima kata "maaf" itu. Seseorang yang lebih terluka dariku.

Aku tak pernah mengerti apa yang mereka sebut "cinta". Namun ku yakin yang dia miliki bukanlah cinta. Karena yang kutahu cinta tak akan menyakiti, tak akan berdosa, dan tak akan menyisakan kebencian.

Mungkin Tuhan memiliki jawaban atas segalanya. Mengapa kenyataan buruk ini masih membayangi hidupku? Mengapa aku tak bisa menghapus kebencianku padanya? Dan ketika Tuhan memberikan jawaban itu, aku berharap hatiku telah siap untuk memaafkannya. Karena apabila nanti waktuku telah habis, aku tak ingin pergi dengan penyesalan dan kebencian didalam diriku.

No comments:

Post a Comment